Tahukah kau! Apa itu rumus-rumus eksakta???
Rumus-rumus eksakta adalah sebuah bahasa romantis yg berusaha menerjemahkan hukum-hukum Allah di alam agar dapat dimengerti oleh manusia…
.
Jadi, Ilmuwan tidaklah lebih dari seorang “pujangga” yang kemudian menerjemahkan hukum-hukum Allah (fenomena alam) ke dalam bahasa eksakta agar lebih mudah dimengerti dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama…
.
Tapi anehnya, kenapa banyak yang takut pada bahasa eksakta?
Klo kita berbicara tentang “sastra…”
Mungkin kita sedang membicarakan tentang sesuatu yg tenggelam dalam dunia bunga-bunga^_^
Semuanya terlihat indah dan hendak dijadikan rangkaian kata-kata…
Bagi seorang sastrawan, umumnya mereka tak mengerti indahnya eksakta..
Seolah-olah mereka berkata:
“Bagaimana mungkin indahnya pelangi dan semerbaknya melati putih yang dapat dilukiskan dengan berbagai kata-kata indah mesti dikuantifikasi dengan sederet angka? Tak cukupkah jika kita hanya berkata bahwa itu ’indah’???”
.
Aku sebenarnya sepakat bahwa “itu” memang indah…
Tapi tidakkah kau ingin lebih mengerti kenapa “itu” indah???
Dan mencoba lebih mengenal siapakah dia?
Aku tahu banyak yang memang begitu…
banyak orang hanya pandai berkata-kata, tapi mereka tak pernah tahu kenapa bisa begitu…
Cobalah sejenak menatap pelangi-pelangi indah, renungkanlah keindahannya, dan katakan padaku apa yang kau ketahui tentang negeri pelangi!!!
Aku tahu, banyak orang pasti pulang dengan tangan hampa tanpa mengerti…
Tidakkah mereka tahu bahwa “tak sembarang orang” yg dapat melihat negeri pelangi?
Hanya orang-orang terpilihlah yg dapat melihatnya,….
Apakah kau tahu syarat apakah yg mutlak kau perlukan agar dapat melihat negeri pelangi? Agar dapat menjadi “manusia-manusia terpilih”?
Cahaya polikromatis (cahaya yg terdiri dari lebih satu warna, contohnya: warna putih), sesuatu yang dapat membiaskan cahaya, dan posisi yg tepat…
itu jawabnya!
Ketika kau melihat pelangi, sebenarnya kau sedang melihat cahaya polikromatis yang sedang dibiaskan pada sudut tertentu dan kau hanya akan dapat melihat pelanginya jika berada pada posisi hasil pembiasannya tsb..
Ketika hujan, pelangi akan terbentuk jika ada sinar matahari yang datang pada sudut 42 derajat dari mata kita ke titik air hujan dan coba tebak! Seperti apakah pelangi yang nampak?
Sebuah pita indah… melengkung… dan terdiri dari berbagai warna…
Dan cobalah perhatikan! di manakah letak warna merah? pasti merahnya berada pada lengkungan yg paling bawah, iya kan? hehe^_^
Itulah fenomena alam, dan kau akan mengerti jika mengenal bahasa romantisnya, yakni bahasa fisika yg berjudul pemantulan dan pembiasan… ditambah juga dengan pengetahuan bahasa matematika tentang geometri dan garis lurus….
Mungkin kau mau bertanya: “bisakah pita merah dari pelangi dapat terlihat pada lengkungan paling atas?”
Jawabnya, “bisa!”
Jika sudutnya 50 derajat dari kita…
.
Mungkin kau akan berkata:
Woow.. aku baru tahu lho..^_^
Ternyata pelangi itu ada yg merahnya di atas dan kadang pula ada yg merahnya di bawah yah?
Wuah… keren…^_^
Sambil tersenyum kecil, aku pun berkata padamu: “Itulah sebabnya, kenapa aku katakan padamu bahwa mereka hanya pandai memuji tapi tak mengerti..”
.
Sekarang, cobalah sejenak menatap kerang nautilus dan katakan padaku kenapa nautilus terlihat indah?
Jawabnya, karena kerang nautilus memiliki suatu pola dan ternyata polanya mengikuti deret fibonacci… bukan hanya kerang nautilus, tapi juga Parthenon, perbandingan segi empat emas, spiral pada bunga aster, Lukisan orang tua karya Leonardo da Vinci, lukisan tak selesai Leonardo Da Vinci sekitar tahun 1483, La Parade karya pelukis impresionis Perancis Georges Seurat, Place de la Concorde (sebuah lukisan abstrak linear) karya Piet Mondrian, bahkan bonggol nanas pun mengikuti deret fibonacci… (hanya saja, seindah apapun lukisannya, jika gambarnya makhluk bernyawa… maka hendaklah ia mempertanggungjawabkannya di akhirat sana, hehe^_^)
Tahu kan apa itu deret Fibonacci? Itu tuh pelajaran matematika kita tentang deret… masih ingat dengan deret kan? Seperti aritmetika contohnya, ingat? Deret Fibonacci adalah deret yang diperoleh dengan menjumlahkan dua bilangan sebelumnya: a(n) = a(n-1) + a(n-2) sehingga didapatlah deret 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, … dan seterusnya^_^
.
Bagaimana dengan batik?
Sebagaimana indahnya pelangi, sebagaimana indahnya kerang nautilus, dan indahnya apa-apa yang kau lihat indah… batik pun dapat terlihat indah karena “mereka” semua memiliki pola..
Pada dasarnya, suatu pola akan tersusun dari basis…
Sedangkan basis akan berbeda-beda tergantung dari bahasa…
Sebagaimana bahasa indonesia yg terdiri dari 26 basis huruf, yaitu huruf a sampai z yang kemudian akan membentuk rangkaian kata-kata..
Adapun bahasa warna, basisnya terdiri dari 3 basis utama warna dasar, yaitu merah, biru, dan hijau yang kemudian dapat membentuk aneka warna lain yang begitu berbeda…
Bahkan mesin pun memiliki bahasa, yakni bahasa mesin yang terdiri dari 2 basis saja, yaitu hidup dan mati… para programmer mengenalnya dengan istilah 0 dan 1 dimana nol (0) didefinisikan sebagai mati dan satu (1) didefinisikan sebagai hidup…
Ketika basis-basis ini disusun dengan algoritma matematika atau dengan persamaan-persamaan matematik yang dapat mendefinisikan polanya… maka kita akan sedikit lebih mengerti alasan kenapa benda-benda itu terlihat indah… tentunya “itu” adalah alasan dalam bahasa eksakta…
.
.
Saat ini, aku berharap kau dapat mengerti…
“Mengerti apa?”
Mengerti bahwa keindahan itu dapat diterjemahkan ke dalam bahasa eksakta…
Dan apakah kau tahu????
Inilah yg mendasari kenapa sebagian dari manusia ada yg jatuh cinta pada eksakta..
Sederhana, karena mereka dapat melihat “keindahan” dari sisi yang berbeda…^_^
.
.
Tahukah kau sebuah puisi singkat bahasa Fisika yang berjudul “Hukum Kekekalan Massa”?
Mungkin kau mengira bahwa yang kumaksud adalah integral massa jenis dikali volume per dt sama dengan nol. Memang sih itu benar juga, tapi yang kumaksud disini adalah bahasa romantisnya, maknanya, bukan rumusnya, yaitu makna yg terkandung dari simbol-simbol itu. Apaan sih maknanya? Maknanya adalah “Perubahan massa terhadap waktu sama dengan nol. Dengan kata lain walaupun ‘aku dan dia’ dipecah-belah, walaupun ‘aku dan dia’ dipisahkan oleh samudera, jika dijumlahkan kembali, maka hasilnya akan sama dengan sebelum engkau memecah-mecah massa “aku dan dia”. Itulah yang disebut dengan kekekalan massa, yakni ‘jumlah massanya’ takkan pernah berubah“. Mungkin terlihat biasa-biasa saja olehmu bahkan mungkin sangat membingungkan kan? Tahu kenapa? Karena kau mungkin belum mengerti dimana letak keindahannya,^_^
.
Cobalah perhatikan baik-baik dan mengingat masa lalu kau sejenak. Bukankah jika dihadapkan sebuah rumus dihadapanmu, maka kurang lebih kau berekspresi “oohh.. rumus..”, “oohh.. ini pake integral dan turunan..”, “ooh.. begini cara kerjanya.., akhirnya aku mengerti juga…”, dll. Tapi pernahkah sejenak untuk melihat rumus ini dari sisi yg lain? Pernahkah kau ingin mengerti tehadap apa yg hendak disampaikan ilmuwan melalui rumus ini? Jika kau perhatikan, sebenarnya rumus ini ibarat sebuah kata romantis yang hendak disampaikan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Akhirnya, kata-kata romantis itu tak pernah dimengerti oleh si api. Begitu pula dengan rumus-rumus itu, ada sebuah kata romantis yang hendak disampaikan ilmuwan kepada kita, tapi kita tak mengerti bahkan tak mau mencoba untuk mengerti. Itulah alasan utama kenapa pelajaran-pelajaran eksakta merupakan pelajaran yg menjadi momok menakutkan bagi kebanyakan para pelajar. Eksakta dianggap sangat abstrak untuk dimengerti sebagai bahasa.
Pertanyaannya adalah bagaimana mereka bisa lolos dari ujian-ujian eksakta?
.
Sederhana, sebuah pendidikan di negeri ini adalah engkau diajak untuk belajar secara “primitif”
.
Tahukah kau apa yang kumaksud dengan belajar secara primitif???
.
Yakni mereka mempelajari eksakta sebagai pelajaran IPS dimana mereka sekedar menghapal rumus, menghapal langkah kerja penggunaan rumus, dan jika beruntung, maka soal yang sama akan menyapamu di ujian akhir nanti, hehe^_^
betapa primitifnya cara belajar kita yah,? Walaupun kuakui, aku pun kadang-kadang begitu berhubung waktu untuk belajar sangat terbatas^_^
lalu siapakah yang salah dalam hal ini? Entahlah…
Nah, demikianlah “sedikit” yang dapat kusampaikan tentang bahasa eksakta…
Kuharap kau dapat terhibur dengan teknik penulisannya di atas…
suatu teknik penulisan yang mengawinkan antara bahasa sastra dan eksakta… bagaimana? Menarikkah?